WAWANCARA BERSAMA ATLET JUDO ADIDAS, KOMANG ADIARTA
KAMI BERBICARA DENGAN ATLET JUDO DAN BJJ KOMANG ADIARTA MENJELANG TURNAMEN BJJ INTERNASIONAL PERTAMANYA:
Bagaimana persiapan mental dan fisik Anda menjelang Kejuaraan Dunia Ju-Jitsu 2025 di Bangkok?
Menjelang Kejuaraan Dunia Ju-Jitsu 2025 di Bangkok, persiapan mental dan fisik saya menjadi prioritas utama. Secara mental, saya fokus pada visualisasi, meditasi, dan afirmasi positif untuk membangun kepercayaan diri dan mengurangi stress. Saya mengembangkan strategi mengatasi tekanan dan menjaga fokus selama pertandingan. Secara fisik, saya menjalani program latihan intensif yang mencakup latihan kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Saya juga memperhatikan nutrisi dan istirahat yang cukup untuk memastikan tubuh saya dalam kondisi optimal. Selain itu, saya melakukan sparring secara teratur dengan berbagai lawan untuk mengasah keterampilan dan meningkatkan kemampuan adaptasi di atas matras.
Anda telah mewakili Indonesia di cabang Judo, dan kini juga di Ju-Jitsu —bagaimana Anda menyeimbangkan latihan antara dua disiplin tersebut?
Menyeimbangkan latihan antara Judo dan Ju-Jitsu memang membutuhkan strategi yang cermat. Pertama, saya membuat jadwal latihan yang terstruktur, membagi waktu secara proporsional antara kedua disiplin. Saya fokus pada prinsip dasar yang saling melengkapi, seperti teknik bantingan dan kuncian, yang relevan di keduanya. Selain itu, saya memanfaatkan latihan silang (cross-training) untuk meningkatkan kebugaran fisik secara keseluruhan. Misalnya, latihan kekuatan yang mendukung performa di Judo juga bermanfaat untuk Ju-Jitsu, dan sebaliknya.
Yang terpenting, saya memiliki tujuan yang jelas untuk masing-masing disiplin, sehingga saya dapat memfokuskan energi dan upaya saya secara efektif. Dengan perencanaan yang baik, disiplin, dan dukungan dari pelatih, saya yakin dapat meraih prestasi di kedua cabang olahraga ini.
Menurut Anda, apa perbedaan terbesar antara Judo dan Brazilian Jiu-Jitsu?
Perbedaan terbesar antara Judo dan Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) terletak pada fokus utama dan teknik yang ditekankan. Judo lebih menekankan pada teknik lemparan (nage-waza) dan bantingan, dengan tujuan menjatuhkan lawan ke punggung mereka untuk meraih kemenangan cepat (ippon) . Sementara itu, BJJ lebih berfokus pada pertarungan di lantai (ground fighting) dan teknik submission seperti kuncian dan cekikan, yang memungkinkan praktisi untuk mengalahkan lawan yang lebih besar dan kuat melalui penggunaan teknik dan leverage. Sebagai contoh, dalam pertandingan Judo, seorang atlet akan berusaha untuk melakukan lemparan yang kuat dan bersih agar lawan jatuh telentang, yang akan langsung mengakhiri pertandingan. Di sisi lain, dalam BJJ, seorang atlet mungkin dengan sengaja menarik lawan ke lantai untuk memulai rangkaian teknik kuncian atau cekikan, dengan tujuan memaksa lawan untuk menyerah (tap out) .
Apakah Anda merasa latar belakang Judo Anda memberi Anda keuntungan saat bertanding dalam Ju-Jitsu atau justru membuat Anda lebih sulit mengatasi memori otot dari tahun-tahun Anda menekuni Judo?
Latar belakang Judo saya sangat membantu dalam Ju-Jitsu. Prinsip dasar seperti keseimbangan, kontrol tubuh, dan lemparan yang saya pelajari di Judo menjadi fondasi yang kuat. Memang ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan, terutama dalam hal ground game, tapi secara keseluruhan, pengalaman Judo memberi saya keunggulan dalam hal pemahaman gerakan dan strategi.
Anda berasal dari keluarga yang sangat dekat dengan dunia bela diri — bagaimana hal tersebut memengaruhi perjalanan dan pola pikir Anda sebagai atlet?
Tumbuh di keluarga yang dekat dengan dunia bela diri sangat memengaruhi saya. Sejak kecil, saya sudah terpapar dengan nilai-nilai seperti disiplin, kerja keras, dan rasa hormat. Keluarga saya selalu memberikan dukungan penuh, bukan hanya dalam hal latihan, tetapi juga dalam membentuk mentalitas juara. Mereka adalah sumber motivasi utama saya dan selalu mengingatkan saya untuk terus belajar dan berkembang.
Setiap atlet memiliki ritual mental tersendiri sebelum naik ke matras. Apa yang biasanya terlintas di pikiran Anda sebelum pertandingan dimulai?
Sebelum pertandingan dimulai, saya biasanya mencoba untuk menenangkan diri dan fokus pada tujuan saya. Saya memvisualisasikan diri saya melakukan teknik-teknik dengan sempurna, mengendalikan pertandingan, dan meraih kemenangan. Saya juga mengingatkan diri sendiri tentang semua kerja keras dan pengorbanan yang telah saya lakukan untuk sampai ke titik ini. Ini membantu saya untuk merasa percaya diri dan siap menghadapi tantangan.
Anda telah menggunakan Adidas Judo Gi dan BJJ Gi — perbedaan apa yang Anda rasakan, dan bagaimana masing-masing mendukung performa Anda?
Meskipun Adidas Judo Gi dan BJJ Gi memiliki perbedaan yang signifikan, saya belajar untuk beradaptasi dengan keduanya. Judo Gi memberi saya rasa aman dan kuat, sementara BJJ Gi memberi saya rasa bebas dan lincah.
Pada akhirnya, pilihan antara Judo Gi dan BJJ Gi tergantung pada preferensi pribadi dan jenis latihan yang saya lakukan. Saya cenderung memilih Judo Gi saat fokus pada teknik lemparan dan bantingan, dan BJJ Gi saat fokus pada ground game dan submission. Keduanya adalah pakaian yang berkualitas tinggi yang mendukung performa saya dengan cara yang berbeda.
Apa arti mewakili Indonesia di panggung internasional bagi Anda secara pribadi?
Mewakili Indonesia di panggung internasional adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi saya. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki atlet-atlet yang berdedikasi dan mampu bersaing di level tertinggi. Saya merasa bangga bisa membawa nama Indonesia dan mengibarkan bendera Merah Putih di arena internasional. Saya juga merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dan menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mengejar impian mereka.
Apa saran Anda untuk atlet muda yang ingin mengeksplorasi lebih dari satu disiplin bela diri?
Saran dari saya untuk atlet muda yang ingin mengeksplorasi lebih dari satu disiplin bela diri adalah untuk fokus pada dasar-dasar terlebih dahulu. Kuasai fondasi dari satu disiplin sebelum mencoba yang lain. Ini akan memberikan Anda pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip dasar bela diri dan memudahkan Anda untuk beradaptasi dengan gaya yang berbeda. Setelah Anda merasa nyaman dengan dasar-dasar, Anda bisa mulai diversifikasi secara bertahap, dengan memilih disiplin yang saling melengkapi atau memiliki kesamaan.
Setelah Bangkok, apa langkah berikutnya bagi Anda — Judo, Ju-Jitsu, keduanya, atau mungkin ada cabang bela diri lain yang ingin Anda kuasai?
Saya selalu terbuka untuk mempelajari hal-hal baru. Setelah kejuaraan di Bangkok, saya mungkin akan mengeksplorasi cabang bela diri lain, seperti Muay Thai, MMA atau Sambo dan yang lain juga. Saya percaya bahwa setiap cabang bela diri memiliki keunikan dan manfaatnya masing-masing. Dengan mempelajari berbagai macam disiplin, saya bisa menjadi atlet yang lebih serbaguna dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bela diri secara keseluruhan.


